Skip to main content
Pernah Jadi Pelawak Termahal, Kadir dan Doyok Selalu Tolak 3 Acara Ini

Pernah Jadi Pelawak Termahal, Kadir dan Doyok Selalu Tolak 3 Acara Ini

Para pemain Srimulat juga membangun karier pribadi setelah muncul di televisi. Salah satunya adalah Doyok dan Kadir.
Doyok dan Kadir juga disebut sebagai duo komedian yang akhirnya melebarkan sayap ke dunia akting yang lebih komersil. Pada era 1980 wajah mereka muncul dalam sinetron dan film.

"Alhamdulillah tergantung produser," kata Doyok saat mengisi FYP di Trans7, Jumat (15/3/2024).

"Benar (disebut paling mahal) waktu itu. 2001 sampai 2006 saya kena (sakit) jantung kan, itu nggak kerja karena sakit. Saya pertama itu aset mobil habis, semua perhiasan istri habis. Saya naik Karimun ke mana-mana, kecil, bekas lagi. Habis itu (harta), saya jual rumah di kampung dua, masih kurang saya jual (aset) di Tambun juga, yang terakhir itu. Kalau nggak operasi saya nggak sehat. Sekarang kembali," timpal Kadir.

Sejak 1987 deretan judul film yang dibintangi Kadir dan Doyok, antara lain Cintaku di Rumah Susun, Kecil-kecil Jadi Pengantin, Kanan Kiri OK, Di sana Mau Di Sini Mau, Dorce Sok Akrab, Kemesraan, dan Ngebut Kawin pada 2010.

Kadir yang kuat dengan karakter logat Madura, ternyata berasal dari Kediri. Berkat karakter itu Kadir bisa mendapat job di sinetron dan film.


"Tuntutan film dulu (jadi orang Madura). Ada peran Madura, casting, saya masuk. Yang menang saya. Terus dikontrak film terus," ucap pelawak bernama asli Mubarak dan sudah menginjak usia 72 tahun itu.

Untuk urusan pekerjaan, Kadir dan Doyok juga punya pemahaman yang sama. Ada tiga acara yang tak akan pernah mereka terima, yakni ulang tahun anak-anak, acara pernikahan orang Tionghoa, dan reuni.

"Kita nggak menghindari ya, waktu itu kita memang butuh. Kalau ulang tahun anak-anak bahannya apa? Anak-anak kan yang ulang tahun. Kalau reuni itu, umpama SMA 20 tahun nggak ketemu, (mereka yang datang) nggak nonton lawak, ngobrol masing-masing. Wedding, sekarang kita ngelawak, (di acara pernikahan) Tionghoa itu makanan kan nggak pernah berhenti. Nyanyi selagu, masuk, langsung pulang, nggak dianggap," jelas Doyok.

Menurut mereka, semua pelawak pasti merasakan hal yang sama. Apabila saat melawak di depan orang banyak dan selama lima menit tidak ada yang memperhatikan adalah masalah.